Surah Al-An'am Ayat 65
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰٓى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ ٦٥
65. Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya).
Tafsir
Ayat ini merupakan peringatan yang keras terhadap orang-orang yang hanya mengingat kepada Allah dalam keadaan menderita dan sengsara, kemudian setelah penderitaan dan kesengsaraan itu lenyap, mereka kembali mempersekutukan Allah.
Peringatan itu ialah bahwa Allah berkuasa mendatangkan azab yang tidak diketahui oleh manusia hakikatnya, mungkin dari atas atau dari bawah, mungkin dari kanan atau dari kiri, mungkin berupa angin topan atau letusan gunung berapi yang dahsyat, atau mengacaubalaukan manusia, sehingga mereka menjadi bergolong-golongan dan berpuak-puak yang selalu bersengketa atau mereka saling membunuh sesama mereka sehingga sebagian mereka merasakan keganasan sebagian yang lain. Karena itu hendaklah orang-orang kafir itu ingat bahwa sekalipun pada suatu waktu mereka telah diselamatkan Allah dari penderitaan dan kesengsaraan, tetapi bila mereka ingkar kembali, Allah Kuasa mendatangkan malapetaka yang lebih hebat dari itu.
Menurut Ibnu ‘Abbas yang dimaksud dengan “azab dari atasmu” ialah pembesar-pembesar kamu, dan yang dimaksud dengan “azab dari bawah kakimu” ialah yang datang dari budak-budak dan rakyat jelata.
“Azab” yang dimaksud oleh ayat ini ialah segala macam malapetaka yang menimpa manusia, seperti peperangan, penganiayaan, penindasan, banjir, letusan gunung, musim kemarau dan sebagainya.
Allah memerintahkan agar Nabi dan kaum Muslimin memperhatikan bagaimana Allah menjelaskan dan mendatangkan tanda-tanda kekuasaan-Nya silih berganti, dengan berbagai rupa dan cara agar dengan cara yang demikian itu mudah dipahami dan diyakini, mudah diketahui mana yang benar dan mana yang batil.