Surah Al-Hajj Ayat 61
ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَاَنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌۢ بَصِيْرٌ ٦١
61. Demikianlah karena Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
Tafsir
Memberikan pertolongan dan menjamin kemenangan bagi orang-orang yang beriman itu adalah suatu janji yang pasti dari Allah. Karena Dia Maha Menguasai segala sesuatu. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya itu, Dia pada suatu musim panas memasukkan malam ke dalam siang, maka siang menjadi panjang, dan pada suatu musim dingin memasukkan siang ke dalam malam, maka malam menjadi panjang. Di daerah khatulistiwa perbedaan waktu malam dan waktu siang ini tidak begitu dirasakan. Tetapi di daerah sub-tropis dan daerah kutub Utara atau Selatan, perbedaan ini sangat kelihatan. Pada musim dingin kelihatan malam amat panjang, sedang di musim panas waktu sianglah yang lebih panjang dari waktu malam.
Ayat di atas merupakan salah satu ayat dari sekian ayat dalam Al-Qur’an yang mengungkapkan secara berulang perkara kejadian siang dan malam. (QS 10;67, 16:12, 17;12, 21:33, dst). Dan itu terjadi semata karena kuasa-Nya yang tercermin dari bunyi awal ayat.
Menurut para saintis, malam dan siang merupakan fenomena alam yang terjadi karena posisi bumi yang bergerak mengelilingi matahari pada lintasan yang tetap “hampir berbentuk” lingkaran. Karena itu pula bumi terhindar dari mengalami suhu-suhu ekstrem yang mematikan. Bumi yang bulat ketika mengelilingi matahari tadi sambil terus berputar pada sumbunya. Malam terjadi pada bagian bumi yang tidak tersinari oleh sinar matahari dan siang ketika bagian bumi lainnya terkena sinar matahari. Malam itu gelap dan siang itu terang.
Mengenai perputaran(rotasi) bumi pada sumbunya, data menunjukkan bahwa kecepatannya adalah 1.670 km per jam. Bandingkan dengan kecepatan peluru ketika dilepaskan dari senjata modern yaitu 1.800 km per jam. Betapa cepatnya rotasi bumi.
Sementara kecepatan orbit bumi terhadap matahari adalah 60 kali kecepatan peluru, yakni sekitar 108.000 km per jam. Dengan kecepatan demikian sebuah pesawat akan dapat mengelilingi bumi dalam waktu 22 menit saja.
Perputaran bumi pada sumbunya terjadi satu kali dalam sehari yang menurut pengamatan para ahli merupakan kecepatan yang tepat untuk menghasilkan suhu yang sedang dan nyaman untuk kehidupan di atas permukaan bumi. Dan lebih mencengangkan adalah besarnya sudut sumbu putar bumi ini telah memungkinkan untuk terjadinya 4 musim di belahan utara dan selatan garis equator dan hanya 2 musim di daerah yang terletak tepat di garis equator bumi.
Ketepatan perputaran (rotasi) yang mengakibatkan keteraturan terjadinya siang dan malam di bumi ini ditegaskan oleh ayat ini,….Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya" (Yasin/36:40)
Dengan pergantian siang dan malam yang secara berkala dan teratur suatu ketetapan Allah untuk menjadi perhitungan waktu bagi kehidupan manusia di bumi. Satu putaran siang dan malam lamanya Allah SWT tentukan 24 jam. Ini yang kita kenal dengan hitungan hari. Satu hari adalah 24 jam. Sementara satu putaran bulan (sebagai satelit bumi) yang mengelilingi bumi memerlukan waktu 29 atau 30 hari. Atau disebut satu bulan.. Sedangkan lamanya bumi mengelilingi atau mengorbit matahari satu putaran penuh dibutuhkan selama 360 hari, dan dikenal dengan satu tahun. Semua ini adalah dasar disusunnya perhitungan waktu atau kalender.
Memasukkan malam kepada siang, dan memasukkan siang kepada malam itu menurut ukuran manusia adalah lebih sulit melakukannya dari memberi kemenangan. Karena itu memberikan kemenangan kepada orang-orang teraniaya sangat mudah dilakukan Allah. Allah mendengarkan segala doa yang dimohonkan hamba kepada-Nya dan melihat semua perbuatan yang dilakukan hamba-Nya.