Surah Al-Hijr Ayat 24


وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنْكُمْ وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَأْخِرِيْنَ ٢٤

24. Dan sungguh, Kami mengetahui orang yang terdahulu sebelum kamu dan Kami mengetahui pula orang yang terkemudian.


Tafsir

Dalam suatu riwayat yang disampaikan oleh at-Tirmizi dan al-hakim dari Ibnu Abbas diterangkan bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan wanita cantik yang salat mengikuti Nabi saw. Oleh karena itu, sebagian sahabat yang ingin salat mengikuti Nabi saw maju ke saf pertama agar tidak dapat melihat wanita itu. Mereka khawatir dengan melihat muka wanita itu salat menjadi batal. Sedang sebagian sahabat yang lain mundur ke bagian belakang dengan harapan dapat melihat muka wanita itu di waktu rukuk melalui ketiak mereka. Maka turun ayat ini mencela perbuatan sahabat itu. Allah swt mengetahui maksud para sahabat yang maju ke saf pertama dan maksud para sahabat yang mundur ke saf belakang.

Hal ini menunjukkan bahwa para sahabat Nabi sebagai manusia ada yang sangat baik, sangat memelihara salat mereka supaya tidak melihat wanita cantik karena khawatir dapat membatalkan salat. Akan tetapi, ada yang justru ingin melihat wanita cantik itu. Hal ini adalah wajar dan bersifat manusiawi, serta belum sampai pada perbuatan dosa yang melanggar agama.

Sekalipun ayat ini diturunkan dengan peristiwa di atas, tetapi meliputi juga pengetahuan Allah swt terhadap segala yang tersirat dan tergores di dalam hati seseorang.

Berdasarkan sabab nuzul ini, maka Ibnu ‘Abbas mengartikan al-mustaqdimin wal-musta’khirin sebagai keutamaan salat pada saf terdepan dibandingkan dengan salat pada saf paling belakang. Sebagian ulama mengartikannya dengan pengetahuan terhadap manusia yang diciptakan lebih dulu, manusia sekarang, dan manusia yang diciptakan belakangan.

Arti lain dari al-mustaqdimin wal-musta’khirin adalah Allah mengetahui masa lampau dan masa mendatang manusia. Ada pula ulama yang mengartikan al-mustaqdimin sebagai orang-orang yang bersegera melakukan kebaikan, dan al-musta’khirin dengan arti sebaliknya.

Pada ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa Dialah yang Mahakuasa mengetahui semua yang terdahulu beserta peristiwa yang telah terjadi dari yang paling besar sampai yang paling kecil. Dia mengetahui apa yang ada sekarang ini, dan mengetahui apa yang terjadi pada masa yang akan datang, tidak satu pun kejadian yang tidak diketahui-Nya.