Surah Al-Isra' Ayat 15
مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا ١٥
15. Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul.
Tafsir
Dalam sebuah riwayat yang berasal dari Ibnu ‘Abbas dinyatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Walid bin Mugirah ketika ia berkata kepada penduduk Mekah, “Ingkarilah Muhammad dan sayalah yang menanggung dosamu.”
Dalam ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah dan tuntunan Rasulullah, yaitu melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, berarti dia telah berbuat untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Ia akan memperoleh catatan tentang amal perbuatan baiknya di dalam kitabnya. Ia akan merasa bahagia karena akan mendapatkan keridaan Allah, dan menerima imbalan yang berlimpah, yaitu surga dengan berbagai kenikmatan yang serba menyenang-kan. Akan tetapi, barang siapa yang sesat, yaitu orang yang menyimpang dari bimbingan Al-Qur’an, akan mengalami kerugian. Ia akan mendapatkan catatan tentang amal perbuatan buruknya di dalam kitab itu. Ia akan merasakan penyesalan yang tidak ada gunanya dan akan dimasukkan ke dalam neraka, sebagai balasan yang pantas baginya.
Selanjutnya, Allah swt menegaskan bahwa pada hari itu orang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain. Tiap-tiap orang bertanggung jawab terhadap perbuatan buruknya sendiri, sehingga tidak mungkin sese-orang dibebani dosa selain dosanya sendiri. Mereka akan menerima balasan amal sesuai dengan berat ringan kejahatan yang mereka lakukan.
Apabila ada orang yang disiksa karena menyesatkan orang lain, sehingga dijatuhi hukuman sesuai dengan dosa orang yang disesatkan, bukan berarti orang yang menyesatkan itu menanggung dosa orang yang disesatkan. Akan tetapi, orang yang menyesatkan itu dianggap berdosa karena menyesatkan orang lain. Oleh sebab itu, ia dihukum sesuai dengan dosanya sendiri, dan ditambah dengan dosa menyesatkan orang.
Allah swt berfirman:
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). (an-Nahl/16: 25)
Dan firman Allah:
Dan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka. (al-‘Ankabut/29: 13)
Di akhir ayat ini, disebutkan bahwa Allah tidak akan mengazab seseorang atau suatu kaum sebelum mengutus seorang rasul. Maksudnya Allah tidak akan membebankan hukuman kepada orang-orang yang melakukan suatu perbuatan kecuali setelah mengutus seorang rasul untuk membacakan dan menerangkan ketentuan hukumannya. Dengan demikian, ayat ini dipandang sebagai asas legalitas dalam pidana Islam. Artinya, semua perbuatan yang diancam dengan hukuman haruslah terlebih dahulu diundangkan melalui sarana perundang-perundangan yang dapat menjamin bahwa peraturan ini dapat diketahui oleh seluruh rakyat. Hal itu juga berarti bahwa sosialisasi perundang-undangan merupakan hal yang penting.
Ayat ini juga mengandung maksud bahwa Allah tidak akan membinasa-kan umat karena dosanya, sebelum mengutus seorang utusan yang memberi peringatan dan menyampaikan syariat Allah kepada mereka, dan memberi ancaman jika mereka membangkang dan tetap dalam pembangkangannya.
Allah swt berfirman:
Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?” Mereka menjawab, “Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, “Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya dalam kesesatan yang besar.” (al-Mulk/67: 8-9)
Dan firman-Nya:
Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun. (Fathir/35: 37)