Surah Al-Isra' Ayat 64
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَاَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ وَعِدْهُمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا ٦٤
64. Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang engkau (Iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka.” Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.
Tafsir
Ayat ini menjelaskan lebih jauh, sampai di mana kemampuan Iblis untuk menggoda keturunan Adam di muka bumi ini. Allah swt membiarkan Iblis menghasut siapa saja di antara keturunan Adam, sesuai kesanggupan dan kemampuannya dengan bujukan dan tipu dayanya. Tipu daya Iblis untuk menggoda keturunan Adam digambarkan seakan-akan panglima yang sedang mengerahkan bala tentara berkuda dan diperkuat dengan tentara yang berjalan kaki. Mereka menyerang musuhnya dengan iringan suara yang gegap gempita guna mengejutkan musuh-musuhnya agar segera tunduk dan takluk di bawah kekuasaannya.
Sehubungan dengan penafsiran ayat ini, Imam Mujahid menjelaskan bahwa setiap tentara berkuda yang digunakan menyerang musuh dengan melanggar hukum-hukum Allah, adalah bala tentara yang tergoda Iblis. Dan bala tentara yang berjalan kaki yang berperang dengan melanggar ketentuan Allah termasuk bala tentara Iblis.
Mufasir lain menjelaskan bahwa setan tidak lagi mempunyai bala tentara berkuda dan bala tentara yang berjalan kaki. Maksud perumpamaan itu ialah sebagai gambaran pengikut-pengikut Iblis dan pendukung-pendukungnya, tanpa mempedulikan keadaannya, apakah yang bertindak sebagai pendukung atau pengikut itu tentara berkuda atau tentara yang berjalan kaki.
Sebagai gambaran yang jelas, Allah mengumpamakan Iblis dan pengikut-pengikutnya dalam menggoda keturunan Adam sebagai orang yang berserikat mengumpulkan harta kekayaan dan anak-anak, yang mendorong mereka terjerumus kepada kemaksiatan dan menuruti hawa nafsu.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa Iblis berusaha dengan sekuat tenaga untuk menggoda keturunan Adam, agar mereka terjerumus ke dalam larangan Allah. Iblis menggoda hati mereka agar tertarik pada agama yang tidak diridai Allah, menggodanya supaya berzina, atau senang membunuh dan menguburkan anaknya hidup-hidup.
Allah juga membiarkan Iblis memberikan janji-janji kepada keturunan Adam dengan janji yang dapat memperdayakan mereka sehingga terlena dari perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya. Akan tetapi, janji-janji setan hanya tipuan belaka, tidak ada satu pun godaan yang bisa mencegah hukum-an Allah yang akan ditimpakan kepada mereka. Janji-janji setan itu hanya tipuan yang memukau sehingga mereka tidak mampu lagi membedakan mana yang benar dan mana yang batil.
Allah swt berfirman:
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. (Ibrahim/14: 22)