Surah Al-Isra' Ayat 93
اَوْ يَكُوْنَ لَكَ بَيْتٌ مِّنْ زُخْرُفٍ اَوْ تَرْقٰى فِى السَّمَاۤءِ ۗوَلَنْ نُّؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتّٰى تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتٰبًا نَّقْرَؤُهٗۗ قُلْ سُبْحَانَ رَبِّيْ هَلْ كُنْتُ اِلَّا بَشَرًا رَّسُوْلًا ࣖ ٩٣
93. atau engkau mempunyai sebuah rumah (terbuat) dari emas, atau engkau naik ke langit. Dan kami tidak akan mempercayai kenaikanmu itu sebelum engkau turunkan kepada kami sebuah kitab untuk kami baca.” Katakanlah (Muhammad), “Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?”
Tafsir
Ayat-ayat ini menerangkan sikap para pemimpin Quraisy menghadapi seruan Nabi Muhammad saw, mereka itu di antaranya Uthbah, Syaibah, Abu Sufyan, Nadhar, dan lain-lain. Sikap mereka itu menunjukkan tampak tanda-tanda keingkaran dan keengganan mereka menerima seruan tersebut. Akibatnya, apa saja bukti yang dikemukakan kepada mereka, mereka tetap tidak akan beriman. Mereka meminta kepada Rasulullah hal-hal yang mustahil karena mereka tahu bahwa Rasulullah tidak akan sanggup mengerjakannya. Dengan demikian ada alasan bagi mereka untuk tidak mengikuti seruan Rasul itu.
Di antara permintaan orang-orang kafir itu ialah:
Agar Rasulullah saw memancarkan mata air dari bumi, padahal negeri mereka padang pasir.
Agar Rasulullah mewujudkan sebuah kebun kurma atau anggur yang dialiri sungai-sungai. Dengan air yang tetap mengalir, akan bertambah suburlah pohon korma dan anggur itu dan memberi hasil yang berlipat ganda.
Agar Rasulullah menjatuhkan langit berkeping-keping sehingga menim-pa mereka. Permintaan mereka yang seperti ini diterangkan pada ayat yang lain. Allah swt berfirman:
Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika (Al-Qur’an) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (al-Anfal/8: 32)
Permintaan mereka ini adalah seperti permintaan penduduk Aikah (Madyan) kepada Nabi Syuaib dahulu, sebagaimana Allah berfirman:
Maka jatuhkanlah kepada kami gumpalan dari langit, jika engkau termasuk orang-orang yang benar." (asy-Syu’ara’/26: 187)
Agar Rasulullah saw mendatangkan Allah dan malaikat secara kasat mata (bisa dilihat secara nyata) kepada mereka untuk menyatakan secara langsung bahwa Muhammad adalah seorang rasul yang diutus-Nya.
Agar Rasulullah saw mendirikan rumah yang terbuat dari emas. Orang-orang musyrik berpendapat bahwa seorang rasul yang diutus Allah hendaklah seorang penguasa, kaya raya, dan terhormat. Oleh karena itu, menurut pendapat mereka, mustahil Muhammad sebagai anak yatim piatu lagi miskin diangkat menjadi rasul.
Agar Rasulullah saw naik ke langit melalui sebuah tangga yang dapat mereka lihat, kemudian turun kembali ke dunia melalui tangga yang sama dengan membawa sebuah kitab yang dapat mereka baca dan menggunakan bahasa mereka yang menerangkan bahwa Muhammad adalah rasul Allah.
Sebenarnya semua yang diminta oleh orang musyrikin itu amatlah mudah bagi Allah mengabulkannya, tidak ada satu pun yang sukar dan mustahil bagi Allah mengadakan dan melakukannya. Namun Allah tahu bahwa semua permintaan itu hanyalah mengada-ada, sebagai alasan untuk tidak beriman kepada Nabi Muhammad. Sikap orang-orang musyrik itu dijelaskan dalam firman Allah swt:
Sungguh, orang-orang yang telah dipastikan mendapat ketetapan Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun mereka mendapat tanda-tanda (kebesaran Allah), hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus/10: 96-97)
Dan firman Allah:
Dan sekalipun Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka, dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) di hadapan mereka segala sesuatu (yang mereka inginkan), mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (arti kebenaran). (al-An’am/6: 111)
Allah swt memerintahkan kepada Muhammad agar menyampaikan kepada orang-orang musyrik itu bahwa ia hanyalah manusia yang diangkat sebagai seorang rasul dan diberi wahyu. Allah mampu mewujudkan semua permintaan mereka itu, tetapi permintaan mereka itu tidak dikabulkan-Nya karena tidak diperlukan. Seandainya dikabulkan pun, mereka tetap tidak akan beriman.