Surah Al-Kahf Ayat 24
اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا ٢٤
24. kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.”
Tafsir
Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan bahwa jawaban Nabi terhadap pertanyaan orang-orang musyrik Mekah hendaklah disertai dengan kata-kata “insya Allah” yang artinya “jika Allah mengizinkan”. Sebab ada kemungkinan seseorang akan meninggal dunia sebelum hari besok itu datang dan barangkali ada suatu halangan, sehingga dia tidak dapat mengerjakan apa yang diucapkannya itu. Bilamana dia menyertainya dengan kata insya Allah, tentulah dia tidak dipandang pendusta dalam janjinya.
Sekiranya seseorang terlupa mengucapkan kata-kata insya Allah dalam janjinya, hendaklah dia mengucapkan kalimat itu sewaktu dia teringat kapan saja. Sebagai contoh pernah Rasul saw mengucapkan kata insya Allah setelah dia teringat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa beliau mengucapkan, “Demi Allah pasti akan memerangi Quraisy,” kemudian beliau diam lalu berkata, “Insya Allah ……..”
Allah swt kemudian menyuruh Rasul-Nya supaya mengharapkan dengan sangat kepada-Nya supaya Allah memberikan petunjuk kepada beliau ke jalan yang lebih dekat kepada kebaikan dan lebih kuat untuk dijadikan alasan bagi kebenaran agama. Allah swt telah memenuhi harapan Nabi saw tersebut dengan menurunkan kisah nabi-nabi beserta umat mereka masing-masing pada segala zaman. Dari kisah nabi-nabi dan umatnya itu, umat Islam memperoleh pelajaran yang sangat berfaedah bagi kehidupan mereka dunia dan akhirat.