Surah An-Nahl Ayat 59


يَتَوٰرٰى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْۤءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ ٥٩

59. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.


Tafsir

Allah swt menjelaskan lebih lanjut perilaku orang-orang musyrik pada saat mereka mendapatkan anak perempuan. Mereka menarik diri dari masyarakatnya karena mendapat kabar buruk dengan kelahiran anak perempuan itu. Mereka bersembunyi dari orang banyak karena takut mendapat hinaan, dan tidak menginginkan ada orang yang mengetahui aib yang menimpa dirinya. Kemudian terbayang dalam pikiran mereka apakah anak yang mendatangkan aib itu akan dipelihara dengan menanggung kehinaan yang berkepanjangan, karena anak perempuan itu tidak berhak mendapat warisan dan penghargaan masyarakat, serta hanya sebagai pelayan laki-laki, atau apakah mereka akan menguburnya ke dalam tanah hidup-hidup. Kebiasaan mereka mengubur anak perempuan hidup-hidup itu dipandang sebagai dosa besar yang harus mereka pertanggungjawabkan di hari perhitungan, karena perbuatan itu bertentangan dengan nurani manusia dan akal sehat.

Allah swt berfirman:

Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apa dia dibunuh? (at-Takwir/81: 8-9)

Di akhir ayat, Allah swt menyatakan bahwa alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan dan simpulkan itu, yaitu mereka malu memperoleh anak perempuan sehingga menyembunyikan dirinya dari orang banyak. Begitu malunya mereka sehingga mereka merasa harus memilih apakah akan tetap memelihara anak perempuan itu tetapi dengan menanggung malu, atau mereka kubur hidup-hidup. Allah menegaskan bahwa pandangan mereka mengenai anak perempuan itu sangat keliru.