Surah As-Saffat Ayat 104
وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ ١٠٤
104. Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!
Tafsir
Tatkala keduanya sudah pasrah kepada Tuhan dan tunduk atas segala kehendak-Nya, kemudian Ismail berlutut dan menelungkupkan mukanya ke tanah sehingga Ibrahim tidak melihat lagi wajah anaknya itu. Ismail sengaja melakukan hal itu agar ayahnya tidak melihat wajahnya. Dengan demikian Nabi Ibrahim bisa dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya. Nabi Ibrahim mulai menghunus pisaunya untuk menyembelihnya. Pada waktu itu, datanglah suara malaikat dari belakangnya, yang diutus kepada Ibrahim, mengatakan bahwa tujuan perintah Allah melalui mimpi itu sudah terlaksana dengan ditelungkupkannya Ismail untuk disembelih. Tindakan Ibrahim itu merupakan ketaatan yang tulus ikhlas kepada perintah dan ketentuan Allah. Sesudah malaikat menyampaikan wahyu itu, maka keduanya bergembira dan mengucapkan syukur kepada Allah yang menganugerahkan kenikmatan dan kekuatan jiwa untuk menghadapi ujian yang berat itu. Kepada keduanya Allah memberikan pahala dan ganjaran yang setimpal karena telah menunjukkan ketaatan yang tulus ikhlas. Mereka dapat mengatasi perasaan kebapakan semata-mata untuk menjunjung perintah Allah.
Menurut riwayat A.hmad dari Ibnu ‘Abbas, tatkala Ibrahim diperintahkan untuk melakukan ibadah sa’i, datanglah setan menggoda. Setan mencoba berlomba dengannya, tetapi Ibrahim berhasil mendahuluinya sampai ke Jumrah Aqabah. Setan menggodanya lagi, tetapi Ibrahim melemparinya dengan batu tujuh kali hingga dia lari. Pada waktu jumratul wustha datang lagi setan menggodanya, tetapi dilempari oleh Ibrahim tujuh kali. Kemudian Ibrahim menyuruh anaknya menelungkupkan mukanya untuk segera disembelih. Ismail waktu itu sedang mengenakan baju gamis (panjang) putih. Dia berkata kepada bapaknya, “Wahai bapakku, tidak ada kain untuk mengafaniku kecuali baju gamisku ini, maka lepaskanlah supaya kamu dengan gamisku dapat mengafaniku.” Maka Ibrahim mulai menanggalkan baju gamis itu, tapi pada saat itulah ada suara di belakang menyerunya, “Hai Ibrahim, kamu sudah melaksanakan dengan jujur mimpimu.” Ibrahim segera berpaling, tiba-tiba seekor domba putih ada di hadapannya.