Surah At-Tagabun Ayat 6


ذٰلِكَ بِاَنَّهٗ كَانَتْ تَّأْتِيْهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَقَالُوْٓا اَبَشَرٌ يَّهْدُوْنَنَاۖ فَكَفَرُوْا وَتَوَلَّوْا وَّاسْتَغْنَى اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ٦

6. Yang demikian itu karena sesungguhnya ketika rasul-rasul datang kepada mereka (membawa) keterangan-ke-terangan lalu mereka berkata, “Apakah (pantas) manusia yang memberi petunjuk kepada kami?” Lalu mereka ingkar dan berpaling; padahal Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Mahakaya, Maha Terpuji.


Tafsir

Allah memperingatkan orang-orang musyrik penduduk Mekah tentang kejadian-kejadian yang telah dialami oleh orang-orang yang mengingkari para rasul sebelum mereka, seperti kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh, dan lainnya. Kepada mereka telah ditimpakan berbagai azab dan siksa yang bermacam-macam bentuknya. Ada yang berupa banjir yang menenggelamkan dan merusak apa yang ada di atas bumi, ada yang berupa angin topan yang menerbangkan dan menghancurkan bangunan-bangunan tempat tinggal mereka, dan lain sebagainya.

(6) Allah menerangkan bahwa sebab-sebab ditimpakan berbagai azab kepada umat terdahulu itu ialah karena kecerobohan mereka mendustakan para rasul sesudah mereka diberi keterangan yang jelas, dan diperlihatkan mukjizat-mukjizat nyata. Mereka berkata, “Satu hal yang ajaib bahwa orang yang akan memberi petunjuk kepada kami ialah manusia biasa yang tidak mempunyai sedikit pun kelebihan dari kami. Ia tidak mempunyai pikiran lebih unggul dari kami, dan tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menundukkan kami.” Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

Maka mereka berkata, “Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?” (al-Qamar/54: 24)

Mereka tidak mengetahui bahwa para nabi dan rasul itu adalah orang-orang yang telah dipilih Allah menurut kehendak-Nya, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya:

Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. (al-An’am/6: 124)

Setelah keingkaran mereka berkepanjangan dan pembangkangan mereka berlarut-larut, maka Allah membinasakan mereka. Allah tidak memerlukan mereka serta tidak mempunyai kepentingan sedikit pun kepada mereka. Dia Mahakuasa, tidak mempunyai keperluan sedikit pun kepada sesuatu, Maha Terpuji atas segala nikmat yang telah ditetapkan kepada makhluk-Nya.