Surah Nuh Ayat 16
وَّجَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَّجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا ١٦
16. Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)?
Tafsir
Nabi Nuh menerangkan kepada kaumnya bahwa Allah yang disembah itu menciptakan bulan bercahaya dan matahari bersinar. Dari ayat itu dapat dipahami bahwa:
1.Matahari memancarkan sinar sendiri, sedang bulan mendapat cahaya dari matahari. Cahaya yang dipancarkan bulan berasal dari sinar matahari yang dipantulkannya ke bumi. Oleh karena itu, sinar matahari lebih keras dan terang dari cahaya bulan.
2.Sinar dan cahaya itu berguna bagi manusia, tetapi bentuk kegunaannya berbeda-beda.
Ayat yang membedakan cahaya dan sinar dari dua benda langit, matahari dan bulan telah berkali-kali dikemukakan. Bintang mempunyai sumber sinar, sedangkan planet tidak. Penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada Surah Yunus/10: 5. Uraian mengenai hal ini secara ilmiah adalah demikian:
Dalam membicarakan benda-benda angkasa, Al-Qur’an juga sudah membedakan bintang dan planet. Bintang adalah benda langit yang memancarkan sinar, sedangkan planet hanya memantulkan sinar yang diterima dari bintang.
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Yunus/10: 5)
Matahari adalah benda angkasa terbesar dalam tata surya kita. Ia merupakan gumpalan gas yang berpijar, dengan garis tengah sekitar 1,4 juta km. Jarak rata-rata antara titik pusat bumi dan matahari sekitar 150 juta km. Di pusat matahari, suhu mencapai sekitar 20.0000C.
Dalam ilmu astronomi, matahari merupakan benda langit yang digolongkan ke dalam jenis bintang. Di jagad raya ini terdapat miliaran, bahkan triliunan bintang. Matahari adalah salah satunya. Bintang merupakan benda langit yang memancarkan sinar karena di permukaan maupun bagian dalam bintang masih berlangsung reaksi-reaksi nuklir hidrogen yang dahsyat. Hasil reaksi inilah yang menimbulkan pancaran sinar. Sedangkan 10 benda langit yang mengorbit matahari, termasuk di dalamnya bumi (dan bulan yang mengorbit bumi), digolongkan ke dalam jenis planet.
Jumlah bintang diperkirakan lebih dari 6 miliar, bahkan boleh jadi mencapai 100 miliar. Akan tetapi, hanya sekitar 6.000 bintang yang dapat diamati dengan mata telanjang. Suhu, warna, ukuran, dan kepadatan bintang bervariasi. Bintang yang terpanas umumnya berwarna putih kebiruan. Suhu permukaannya dapat mencapai 20.0000C. Sedangkan yang kurang panas berwarna kuning, sebagaimana matahari. Ukurannya ada yang melebihi ribuan atau jutaan kali ukuran Matahari. Adapun jarak bintang terdekat dari tata surya adalah 4.000 tahun cahaya. Apabila kecepatan cahaya 186.000 mil per detik, maka jarak bintang terdekat tersebut mencapai 104 x 109 mil. Cahaya bintang terdekat ke tata surya, Alpha Centauri, memerlukan waktu 4 tahun untuk mencapai bumi. Sedang bintang “terjauh”, Riga, cahayanya baru mencapai bumi lebih dari 1.000 tahun kemudian. Bandingkan dengan cahaya matahari yang mencapai bumi dalam hanya 4 menit saja.
Planet dapat dikategorikan sebagai bintang yang telah ‘mati. Permukaannya telah mendingin, dan berubah menjadi padatan. Planet tidak memancarkan sinar. Akan tetapi, apabila ia disinari oleh satu sumber sinar (misal matahari), maka ia akan memantulkannya, sehingga tampak seperti bercahaya. Dengan demikian, kata ‘bercahaya dapat diartikan sebagai dapat dilihat oleh mata karena memantulkan sinar yang diterima dari sumber sinar. Bulan bercahaya karena memantulkan sinar yang diterimanya dari matahari.